
Tahun Baru 2025: Momentum Transformasi Dunia Pendidikan Nasional
Oleh: Dr. Firmansyah, M.Pd.I. (Dosen Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang; Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ogan Komering Ilir)
Tahun baru selalu menjadi momen yang penuh dengan harapan, resolusi, dan rencana baru. Tahun 2025 tidak hanya menjadi penanda waktu yang terus berjalan, tetapi juga kesempatan untuk merefleksikan berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan nasional. Sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan bangsa, pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, kompeten, dan berdaya saing global. Momentum tahun baru ini dapat dimanfaatkan untuk merefleksikan pencapaian dan kendala dalam dunia pendidikan serta merumuskan langkah-langkah strategis guna mewujudkan sistem pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkemajuan, yang berorientasi pada masa depan.
Refleksi atas Pencapaian dan Tantangan Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan nasional Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan, mulai dari kurikulum Merdeka Belajar hingga digitalisasi pendidikan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan masih adanya kesenjangan kualitas pendidikan antar daerah, kurangnya fasilitas, hingga tantangan dalam pemerataan akses pendidikan. Tahun baru 2025 menjadi momen yang tepat untuk mengevaluasi sejauh mana sistem pendidikan mampu menjawab kebutuhan peserta didik dan mendukung agenda pembangunan nasional.
Pendidikan Nasional dalam Era Digital
Tahun 2025 menandai semakin mendalamnya integrasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dunia pendidikan. Transformasi digital harus menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan pendidikan nasional. Pemanfaatan teknologi seperti pembelajaran daring, kecerdasan buatan (AI), dan big data dapat meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus memperluas akses bagi daerah-daerah terpencil. Namun, hal ini juga menuntut perhatian terhadap infrastruktur, pelatihan guru, dan penguatan literasi digital bagi peserta didik.
Pendidikan Karakter sebagai Landasan Utama
Di tengah arus globalisasi, pendidikan nasional tidak hanya bertujuan mencetak individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Nilai-nilai Pancasila, kejujuran, empati, dan semangat kebangsaan harus terus ditanamkan dalam setiap jenjang pendidikan. Tahun baru 2025 adalah waktu yang tepat untuk menegaskan kembali pentingnya pendidikan karakter sebagai pondasi yang membentuk generasi penerus bangsa yang bermoral dan berintegritas.
Mewujudkan Pendidikan yang Inklusif dan Berkelanjutan
Salah satu tantangan terbesar pendidikan nasional adalah menciptakan sistem yang inklusif bagi semua anak bangsa, termasuk mereka yang berasal dari kelompok marjinal, disabilitas, dan daerah tertinggal. Selain itu, pendidikan juga harus selaras dengan prinsip keberlanjutan (sustainability), yang menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan menciptakan harmoni sosial. Tahun 2025 dapat menjadi titik tolak untuk merumuskan kebijakan pendidikan yang mendukung inklusivitas dan keberlanjutan ini.
Resolusi Tahun Baru untuk Pendidikan Nasional
Tahun 2025 menandai babak baru dalam Pemerintahan Indonesia, dimana kepemimpinan baru membawa visi, kebijakan, dan pendekatan segar dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan nasional. Penunjukan Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., tokoh dari Muhammadiyah sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, merupakan langkah strategis yang memberikan harapan besar bagi penguatan pendidikan nasional. Dengan latar belakang Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki kontribusi besar dalam dunia pendidikan nasional, masyarakat menaruh ekspektasi tinggi terhadap transformasi yang dapat diwujudkan dalam sektor ini. Pemerintahan yang baru diharapkan membawa angin segar dalam reformasi pendidikan nasional. Beberapa harapan yang muncul di antaranya:
- Penguatan pendidikan karakter: fokus pada pembentukan moral dan etika peserta didik melalui integrasi nilai-nilai agama dan kebangsaan dalam kurikulum.
- Peningkatan kesejahteraan guru: mendorong kebijakan yang mendukung kesejahteraan dan kompetensi tenaga pendidik sebagai ujung tombak pendidikan.
- Penggunaan teknologi dalam pendidikan: Mempercepat digitalisasi pendidikan agar lebih inklusif, khususnya bagi peserta didik yang berada di daerah terpencil.
- Peningkatan kolaborasi dengan organisasi masyarakat: mengoptimalkan peran lembaga seperti Muhammadiyah dan NU dalam mendukung program-program pemerintah.
Penutup
Tahun 2025 bukan sekadar momen pergantian waktu, tetapi sebuah peluang untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam pendidikan nasional. Dengan refleksi yang mendalam, visi yang jelas, dan aksi nyata, Pemerintahan yang baru harus memastikan bahwa momentum ini tidak terbuang sia-sia. Bersama-sama, pemerintah, masyarakat, dan organisasi kemasyrakatan seperti Muhammadiyah harus bersinergi untuk mewujudkan cita-cita pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana amanat UUD 1945.
informasi yang sangat bermanfaat pak