Kayuagung – Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H. Muchendi, bersama keluarga menggelar acara open house dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Acara ini berlangsung di Rumah Dinas Pendopo Kabupatenan, Kayuagung, pada Senin (31/3).
Sejak pagi, Bupati Muchendi, didampingi oleh Ketua TP PKK OKI, Ike Muchendi, dan keluarga, dengan sabar menyambut dan menyalami satu per satu warga yang hadir. Dalam suasana penuh kehangatan, Bupati Muchendi mengajak masyarakat untuk bersilaturahmi ke Pendopo Kabupatenan seusai Sholat I’ed.
“Dengan kerendahan hati, kami mengundang para jemaah dan masyarakat OKI untuk bersilaturahmi di Pendopo Kabupatenan seusai Sholat I’ed ini,” ujar Muchendi saat Sholat I’ed di Masjid Agung Sholihin Kayuagung.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Bupati Muchendi mengenakan jas biru yang dipadukan dengan kain sarung dan peci hitam. Sekitar pukul 08.30 WIB, ia mulai menyambut masyarakat yang datang ke open house. Tak hanya bersalaman, banyak warga yang juga mengabadikan momen dengan berfoto bersama sang bupati.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tamu undangan yang berbaur dengan masyarakat di Pendopo Kabupatenan sebelum berbaris menuju panggung utama.
Salah satu warga Kelurahan Paku, Budiman, mengaku sengaja datang ke acara tersebut untuk bersilaturahmi dengan Bupati Muchendi.
“Sengaja datang ke sini untuk menghadiri open house Pak Bupati. Senang bisa berlebaran langsung dengan beliau,” ujar Budiman yang baru pertama kali menghadiri acara ini.
Selain menyambut tamu, Ketua TP PKK OKI, Ike Muchendi, juga telah menyiapkan beragam hidangan untuk warga yang hadir. Tidak hanya kue lebaran, tetapi juga berbagai makanan khas seperti bakso, sate, pempek, dan es kacang turut disajikan secara gratis.
“Sudah habis ratusan porsi. Ini gratis dan memang sengaja disiapkan untuk para tamu open house,” ungkap Ujang, salah satu pedagang sate Kayuagung.
Perayaan Idul Fitri di Kayuagung akan semakin semarak dengan gelaran Midang Morge Siwe yang akan berlangsung pada hari ketiga dan keempat Lebaran. Acara budaya ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan tradisi, tetapi juga menjadi hiburan bagi para pemudik yang pulang ke kampung halaman.
(Asep)
