Home OKU Selatan Terungkap dalam Seminar, Optimalisasi Peran Ulama dalam Menyukseskan Pemilu Serentak Tahun 2024

Terungkap dalam Seminar, Optimalisasi Peran Ulama dalam Menyukseskan Pemilu Serentak Tahun 2024

107
0
SHARE


CIMUTNews.co.id. Muaradua OKU Selatan – Dewan Pimpinan  Majelis Ulama Indonesia Kabupaten OKU Selatan zona 4 Komering Raya (OKU, OKU Selatan, OKU Timur, OKI) menggelar Seminar Pendidikan Demokrasi dengan Tema “Optimalisasi Peran Ulama dalam Menyukseskan Pemilu”, yang bertempat di Gedung Islamic Center Muaradua di Jalan Muaradua – Liwa No. 54 Kelurahan Batu Belang Jaya Kecamatan Muaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sabtu (11/11/23).

Seminar yang diadakan oleh Dewan Pimpinan MUI Kabupaten OKU Selatan ini menghadirkan 3 pembicara yaitu (1). H. Ayik Farid Alaydrus Sekretaris Umum MUI Sumsel,  dengan judul Peran Ulama dalam Pendidikan Demokrasi Menjelang Tahun Pemilu, (2). Ervan Aziz, S.Sos.,M.Si Dosen Tetap (STISIPOL) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka Palembang dengan judul Peran Ulama Dalam Politik & Demokrasi dan (3). Verry Wijaya, S.IP Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten OKU Selatan mengambil judul ”Sinergisitas Kesbangpol Bersama Pemangku Kepentingan Dalam Rangka Mensukseskan Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Aman, Damai, Dan Kondusif Di Bumi Serasan Seandanan”.

Menurut K.H Ali Puad, S.Pd Ketua Umum MUI Kab. OKU Selatan yang sempat diwawancari oleh awak media CIMUTNews.co.id. mengatakan bahwa jajaran Dewan Pimpinan MUI Kabupaten OKU Selatan zone 4 Komering Raya yang teridiri dari OKU, OKU Selatan, OKU Timur dan OKI dalam rangka melaksanakan program kerja MUI Kabupaten OKU Selatan melaksanakan Seminar Pendidikan Demokrasi dengan tujuannya agar peran ulama dapat membantu pelaksanaan pesta demokrasi dan masyarakat sendiri tentunya diharapkan dapat mengikuti pesta demokrasi ini.

Muazni Masykur, S.Ag.,M.Pd. I, Ketua MUI Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), menyampaikan ucapan terima kasih kepada MUI Kabupaten OKU Selatan yang telah menisiasi adanya seminar Pendidikan Demokrasi dengan tema “Optimalisasi Peran Ulama dalam Menyukseskan Pemilu”, yang dihadiri oleh 100 orang peserta seminar dari utusan Majelis Ulama Indonesia zona 4 Komering Raya (OKU, OKU Selatan, OKU Timur, OKI), mudah-mudahan acara ini berjalan dengan lancar hidup MUI OKU Selatan jaya selalu.

Pemateri pertama H. Ayik Farid Alaydrus Sekretaris Umum MUI Sumsel, dalam paparannya menyampaikan bahwa sejauh mana peran ulama dalam pendidikan demokrasi yaitu 1. mendudukan posisi ulama sebagai warosatul anbiya (penerus tugas para nabi), 2. memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa demokrasi dan pemilu bukan permusuhan antar peserta pemilu dan menghindarkan dari kampanye yang saling menjelekan, dan 3. pemilu untuk menilai pemimpin baik eksekutif maupun legislatif yang berkualitas dengan konsep pembangunan bangsa untuk melindungi segenap bangsa indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

Lebih lanjut H. Ayik Farid Alaydrus, menyampaikan bahwa keberhasilan demokrasi ditentukan oleh (1). konstitusi penyelenggaran pemilu melaksanakan standar operasi penyelenggaraan pemilu dengan baik dan benar sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil (luber dan jurdil) dan tidak membuka peluang terjadinya kecurangan, (2). para peserta pemilu baik calon presiden dan wakil presiden dan partai politik peserta pemilu agar mampu mengendalikan masa pendukungnya maupun mampu mentaati ketentuan perundang undangan dalam pelaksanaan kampanye dan lain lain sehingga terhindar dari konflik horizontal, memperoleh 1 hasil pemilu yang berkualitas.

Pada kesempatan yang sama H. Ayik Farid Alaydrus dalam wawancara ekslusif bersama  CIMUTNews.co.id. mengatakan bahwa dalam pemilihan umum tahun 2024 ini peran ulama itu harus berani mengatakan yang haq itu haq sedangkan yang bathil itu bathil karena pemilihan umum itu pada intinya akan memilih pemimpin, maka pemimpin yang kita kehendaki adalah pemimpin sebagaimana yang dicotohkan oleh Rosululloh SAW adalah pemimpin yang sidik, amanah, tablig dan pathonah, apabila ini dilaksanakan, maka saya yakin tidak ada penyimpangan didalam pelaksanaan penyelenggaraan negara tercinta Republik Indonesia ini.

Ayik Farid Alaydrus, berharap agar para alim ulama kembali memposisikan diri sebagai ulama, dia itu sebagai ulama disamping berilmu juga mengamalkan jangan sampai ilmu yang dimiliki itu amalannya bertentangan dengan ilmunya, sekarang ini banyak terjadi penyimpangan karena adanya hal-hal yang mungkin menyebabkan itu berubah pendapatnya karena adanya pemberian, fasilitas-fasilitas itu harus dihindarkan. Kami harapkan peran ulama sekarang ini betul-betul menjadi ulama jangan ulama su, ulama su itu berat dia menyatakan ulama tapi amaliyahnya tidak amaliyah ulama, kita berharap agar para alim ulama kembali memposisikan dirinya sebagai ulama yang sebenarnya.

Sedangkan menurut pemateri kedua Ervan Aziz, S.Sos.,M.Si Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka Palembang, dalam paparanya menyampaikan bahwa :(1). Peran Ulama dalam Politik yaitu Para Ulama dalam kedudukannya sebagai pemimpin informal di tengah masyarakat memiliki peran yang penting dan strategis. Mereka memperkokoh etika moral dan spiritual serta mencerahkan umat dengan ajaran nilai-nilai Islam. Dalam dunia modern, peran, fungsi, dan tanggung jawab ulama tidak akan pernah tergantikan.Ulama merupakan figur yang memiliki peranan sentral dalam masyarakat, (2). Ulama menjadi rujukan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, mulai persoalan agama, sosial, politik, ekonomi hingga persoalan budaya. (3). Ulama tidak hanya berposisi sebagai pemegang pesantren dan mengajarkan ilmu agama saja, tetapi juga memiliki peranan untuk melakukan transformasi kepada masyarakat, baik menyangkut masalah interpretasi agama, cara hidup berdasarkan rujukan agama, dan memberi bukti konkrit agenda perubahan sosial, melakukan perdampingan ekonomi, maupun politik dalam pengertian luas. (4). politik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran agama, (5). salah satu implementasi dari peran transformatif yang dilakukan ulama adalah lewat jalur politik, (6). Ulama dalam politik dapat dimaknai sebagai ikhtiar untuk membangun penataan masyarakat secara efektif. terlibat dalam politik merupakan bentuk partisipasi yang bersinggungan negara. Sebab, politik merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat secara luas dalam usahanya untuk membangun masyarakat.

Pemateri ketiga Verry Wijaya, S.IP Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten OKU Selatan, menyampaikan dalam paparannya (1). pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. (2) pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi rakyat Indoensia dalam memilih anggota DPR RI, DPRD Tk.1(provinsi), DPRD Tk. II (daerah) DPD RI, kepala daerah baik itu gubernur dan kepala daerah bupati/walikota yang akan dilaksanakan secara serentak diseluruh daerah di republik indonesia tepatnya pada bulan februari 2024.

Diakhir paparannya Verry Wijaya. S.IP menegaskan sampai dengan saat ini untuk kondisi politik di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan masih kondusif namun eskalasi meningkat dimana dengan adanya koalisi-koalisi parpol, penentuan & pendaftaran calon baik legislatif, presiden & wakil presiden  yg tentunya akan berdampak semakin meningkatnya suhu dan situasi  politik di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

(Asep)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here